02 September 2009

Jalan Panggilan, sebuah monopoli?

Yohanes Maria Vianney, masa kecil
Yohanes Babtis Maria Vianney dilahirkan pada tanggal 8 Mei 1786 di Dardilly, sebuah dusun dekat Lyons, Perancis. Rumah keluarga Vianney telah dikenal orang dari generasi ke generasi sebagai rumah orang miskin, sebagai wisma pada pengemis yang berkelana. Orangtua Yohanes Maria adalah Matius dan Maria Beluze. Matius adalah orang yang saleh dan amat jujur meski pada saat itu korupsi merajalela di Perancis. Maria menonjol dalam keutamaan-keutamaan, kelemah-lembutan dan kasih sayang yang memancar dari lubuk hatinya yang terdalam, sungguh pantas menjadi ibu seorang kudus. Usianya baru delapan belas bulan ketika Yohanes Maria telah belajar mengatupkan kedua tangan mungilnya dalam doa dan mengucapkan nama Yesus dan Maria.

Menarik jika disimak melalui kisah kecil St. Yohanes Maria Vianney. Bisa disimpulkan bahwa panggilan menjadi seorang calon imam juga ditentukan oleh situasi lingkungan keluarganya saat seseorang dibesarkan. Yohanes Maria Vianney, terpanggil menjadi imam karena mungkin suasana keluarganya mengondisikan seperti itu. Keluarganya sederhana, saleh. Dan secara gak langsung hidup santo ini di masa kecilnya terpelihara dengan baik.

Timbul pertanyaan kritis dari diri gw. Bagaimana dengan mereka yang sedari kecil hidup di dalam keluarga yang tidak harmonis, dan segalanya berkebalikan dengan suasana keluarga santo? Apakah rahmat panggilan imam/biarawan-biarawati juga ada bagi mereka, yang berasal dari keluarga berkelebihan dan/atau tidak harmonis? Pengalaman gw berbicara, kalaupun ada, biasanya mereka tidak akan bertahan lama di dalam jalur panggilan menjadi imam. Contoh kasus? Salah seorang sahabat terdekat gw terpaksa harus menahan keinginannya untuk menjadi imam, lantaran para staf seminari melihat ada problem dalam keluarganya... kalo gw pikir2, kok gak adil yaah?? Kan bukan salah mereka untuk lahir di dalam suasana keluarga seperti itu? Mereka kan tidak bisa memilih untuk lahir di kluarga yang broken dan kurang harmonis. Kalo bisa, malah mereka pengennya lahir di keluarga yang harmonis, cukup dan sejahtera.... Apakah rahmat panggilan dan jalan terus untuk menjadi imam juga tersedia bagi mereka???

Jawaban yang paling memadai (tapi sering bikin gak puas) adalah kata-kata Yesus sendiri, banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Iya, banyak yang dipanggil, banyak juga yang berkata ia. Tetapi pada akhirnya mereka semua harus diseleksi dan dipilih siapa yang layak bekerja di kebun anggur Tuhan. Siapa yang layak menurut siapa? Yesus sendiri. Apa kriterianya? Gak tau juga. Jalan-Ku bukanlah jalanmu... Gerejalah yang menjadi lengan Kristus, lewat para gembalanya yang berhak menentukan bagaimana jalan-Ku itu... Mari kita berdoa saja kepada Dia yang berhak memilih, supaya makin banyak yang menjadi pekerja di kebun anggur-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar