18 September 2009

Benci perbuatannya, (tetap) cintailah orangnya.

Pernahkah ada seorang yang elo percaya, dan ia mengkhianati elo dengan menyebarkan segala curhatan lo ke orang lain? Atau orang lain jahatin elo sampe2 elo membencinya setengah mati? Gw pernah... entah sebagai yang mbenci maupun yang dibenci. Hehehehe

Tapi sore ini, gw blajar satu lagi tentang salah satu nilai Kristiani. Iya... sejahat dan seburuk apapun seseorang, bencilah hanya kepada perbuatannya, bukan orangnya. Kalo gw inget-inget lagi, sebenernya Yesus pun udah memberikan banyak contoh soal nilai ini.. lupa? Ya udah, gw bantu ingetin deh. Misalnya aja Yesus bergaul dengan orang-orang (yang dianggap berdosa). Coba lihat di kitab suci, dan ingat2 berapa banyak kisah mengenai Yesus mengampuni orang berdosa yang berbuat jahat dan meresahkan masyarakat waktu itu. Pemungut cukai, wanita berdosa, sampai Yudas Iskariot.. Para pemungut cukai dan wanita pezinah, kita pun tau dosa apa yang ada pada mereka? Tetapi apa yang Yesus perbuat? Ia mengajak mereka untuk bertobat dan tidak berbuat dosa lagi, dan akhirnya tetap menerima mereka selayaknya seorang manusia. Yesus mengutuk dosanya, tetapi tetap mengasihinya orangnya.Lalu Yudas? Iya yudas, yang mengkhianati Yesus itu!!! Sejak awal Yesus sudah tau siapa yang mengkhianati dia... Dan sekali lagi, Yesus mengecam pengkhianatannya, bukan orangnya. Atau, contoh perumpamaan yang paling pas adalah kisah tentang anak hilang yang kembali... Coba ingat, apa yang dilakukan sang bapa setelah anaknya menghambur2kan hartanya di luar lalu tanpa malu kembali ke rumah? Apakah ia marah? Ngamuk? Gak mengakui anaknya lagi?? Tidak... justru sebaliknya, sang bapa malah bersyukur anaknya pulang, dan memestakan anaknya tanpa mengingat kesalahan yang telah diperbuat oleh anaknya itu....

Trus gimana dengan kita? Kadang2 reaksi spontan kita yang muncul kalo ada seorang yang ngeselin, biasanya pasti langsung jengkel, marah atau benci setngah mampus. Dan seringkali yang kita jengkeli atau marahi bukan perbuatannya, tetapi malah orangnya yang kita musuhi... Atau yang lebih parah kita malah merencanakan balas dendam. Yaaah, kalo gitu lingkaran benci-membenci ini gak akan selesai.. Trus siapa yang bisa menghentikan lingkaran itu?? Kalo bukan kita sapa lagi??? Lagipula siapa sih yang gak pernah berbuat salah???? Maka, sekarang coba deeh dibalik. Kita kutuk perbuatannya, tapi tetap mengasihi orangnya. Jika ada orang berbuat salah kepada kita, yaaa kasi taulah baik2... kalo kita punya hak untuk menasihatinya, dengan hukuman atau wejangan, berilah secukupnya. Sesudah itu perlakukan dia kembali sesuai asalinya dengan penuh kasih... Argumen ini pulalah yang menjadi landasan mengapa kita harus menolak hukuman mati.... siapapun dan apapun agamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar