BIKE AGAINST GRAVITY.... Kali adem 27 Sep. 09
Minggu keempat bulan september!!! Horaaaay!!. Akhirnya bisa bersepeda lagi. Kali ini gw, soni n rafael berencana untuk bersepeda ke arah utara. Lokasi tepatnya adalah Kaliadem, persis di kaki gunung merapi. Brangkat dari seminari direncanakan pukul 5 pagi. Naaah, begitu pagi2 itu datang, weker gw bunyi. 04.40 WIB. Pas bangun, alamaakk.. dingin bangeett.. Sempet berniat untuk membatalkan aja acara ini dan melanjutkan tidur. Eh, gak berapa lama, rafael buka kamar gw sambil nanya, “do, jadi ga?” .... “jadi2!!! Brangkat jam 5 yeee”. Selese ngomong begitu, langsung gw bangun dan mandi!! Ya mandi, biar badan gw semuanya ikutan bangun.... hehehe, kecuali si alfonso yang tetap tidur nyenyak ^^.
Okaaay... jam 5.15 segala sesuatunya siap. Ban udah dipompa. Badan pun udah peregangan. Gowes menuju Kaliadem!!! Keluar dari seminari, ternyata banyak juga orang-orang lain yang bersepeda menuju ke atas. Ada juga satu bapak2 yang akhirnya ikut di belakang konvoi gw, soni, n rafael... Brrrrrr.... bujud buset, dingin abis udaranya. Kalo gw taksir, kira2 24 derajat celcius...Akhirnya, keberangkatan kali ini sukses membuat gw keringetan. Udah gitu, paha dan betis gw kali ini gak bisa diajak kompromi. Begitu sampe Gereja Pakem, kira-kira 6 Km dari Seminari, paha dan betis gw itu udah minta istirahat.... maaak!!... gak ada variasi jalan kecuali tanjakan, tanjakan dan tanjakan!! Yaaah, akhirnya di persimpangan menuju kalikuning, gw ama soni beristirahat sebentar.. hehehe
Perjalanan rute berikutnya bukannya makin enteng, melainkan makin wueedaaann!!! Dari jalan raya, kami masuk ke jalan desa yang kecil. Kadang2 kami menemui juga aspal yang gak halus, bolongan di sana-sini... Dan yang jelas masih berupa tanjakan. Kali ini tidak landai seperti sebelumnya. Sudut kemiringan makin lama makin besar.. antara 45-50 derajat... Saking keselnya ama tanjakan ini, gw, soni n rafael selalu menamakan tanjakan2 yang akan kami taklukan. Tanjakan ngehe, tanjakan bastard, tanjakan ngepet, tanjakan gila... dan nama-nama lain yang sebenernya merupakan makian hehehehe ^^.
Selama hampir satu setengah jam di jalan, ko gak nyampe-nyampe yaah? Pada awalnya tanjakan-tanjakan itu bisa gw lalui tanpa turun dari sadel. Gowesss terusss!! Akhirnya kaki gw sampe juga pada keterbatasannya..... Akhirnya, gw memutuskan juga untuk TTB (tuntun-tuntun bike) hehehe... kadang-kadang gw juga buat lucu2an. “Rafael, lo kalo bisa naklukin nih tanjakan, gowes ampe atas.. Gw traktir sarapan di atas”... akhirnya dia langsung gowes... dengan penuh semangat... dan........... akhirnya dia turun, dan TTB juga jiakakakakakaka^^... untung gagal, kalo dia lewatin, bisa mampus gw. Gw cuma bawa duit 10rb doang hahahaha...
Sempat satu kali paha gw kram, tegang dan terpaksa istirahat lagi. Dan saat itu kepikiran jg buat nyerah, udah, terus balik turun ke seminari.... Eh, gak taunya soni ngomong, “udah, gak usah balik yee... tanggung udah sampe sini”.. wah tu anak ko bisa baca pikiran gw yaa??? YOOOSSSHH!!! Akhirnya gw bertekad, gw harus sampe finish!!! Meskipun berat, gw selalu berpikir, “paksa, paksa, ayo dipaksa, dikit lagi!!!” Gimana pun caranya harus sampe, meskipun harus TTB.. GANBATTE!!!.... Dan akhirnya sekitar jam 08.30 WIB perjalanan kami sampai pada tujuannya!!! Haaaaaahhh.... akhirnya.. Ternyata view, suasana, udaranya semuanya menyegarkan, menyejukan!!! Gw dengan jelas bisa ngeliat gunung merapi, tanpa terhalang suatu apapun. Ada satu hal yang gw pikirkan begitu sampai tempat tujuan... Kalo aja tadi gw nyerah, gw gak akan mengalami kebanggaan dan kepuasan seperti ini. Perjuangan keras dan berat terbayar dengan jumlah yang tak terhingga dengan kepuasan itu.... ini yang gw namakan ejakulasi bersepeda!!!^^. Maka, janganlah sekali-kali menyerah, karena lo gak akan tau apa hasil yang menunggu lo di depan. Jangan terpaku pada kelemahan.. lampauilah diri sendiri. Paksa!!!... dengan begitu diri kita juga akan
diupgrade menjadi lebih kuat dan tangguh!!
Sampe di sana akhirnya makan dulu... Saking lapernya dan menunggu makanan yang sedang dibuat, gw ngemil pisang dulu.. Waaah, gw ngabisin tiga pisang... gak kerasa. Kelar makan, langsung foto sesi hehehehe. Naik dulu ke tempat yang lebih tinggi, trus poto2 dah ampe puas... Terus terang, begitu udah sampe atas, gw enggan untuk balik turun.. Rasanya, enak banget!!! Anginnya seger, sepoi2.. pemandangannya bagus... Tapi, ya gimana, harus pulang juga. Apalagi pulangnya adalah hadiah bonus dari perjalanan ini... iya!!!! Turunan!!! Sepanjang jalan adalah turunan sampe seminari!!! Asiiiiiik!!!... Langsung tancap, tanpa di gowes, sepeda gw sempet menyentuh kecepatan 63 Km/jam wahahahaha... akhirnya, 45 menit kemudian, sampe juga di seminari... wuiiiihhh... PUASSSS!!! Thx GOD!!! ^^
Kaliurang – Kaliadem – Kaliurang
Waktu total: 05.15 – 10.30 WIB
Jarak total (PP) : 48,71 KM
Avg speed: 17,8 Km/Jam
Top speed: 63 Km/Jam
About Me
- reynaldo.antoni
- Kaliurang, Jogjakarta, Indonesia
- seorang pria biasa, yang mencoba memaknai seluruh hidupnya dengan luar biasa....
27 September 2009
22 September 2009
Menghakimi dan Dihakimi... ???
Mat 7:1-5
7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Manusia itu emang paling gampang menilai. Menilai apapun, khususnya menilai tentang kepribadian orang lain. Biasanya hal nilai-menilai ini kita gunakan kalo ketemu orang baru, kenalan baru atau malah orang lama yang belum begitu di kenal. Proses penilaian juga menjadi sebuah acuan nantinya untuk memperlakukan seseorang. Kan gak mungkin kita bersikap kasar sama orang yang memang sifatnya halus, ato sebaliknya.
Tapi terkadang pula, penilaian ini bisa menipu. Kenapa? Yaah, karena tak jarang manusia itu memakai topeng-topeng dalam hidupnya. Bisa jadi topeng-topeng itu menghasilkan banyak kepribadian dalam satu orang yang sama. Di kantor berbeda dengan di rumah.. Di depan suami ato istri berbeda dengan di depan teman-teman karib, dan sebagainya. Akibatnya orang seringkali menilai seseorang, lalu salah dalam memperlakukannya.
Sebenernya ayat di atas itu ayat asal pilih waktu gw berdoa. Tiba-tiba gw jadi inget pengalaman gw sendiri. Kita diminta untuk jangan sekali-kali menghakimi orang. Dan yang menjadi dasar adalah pertanyaan Yesus sendiri, “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?”. Hal yang paling sensitif dan paling menyakitkan orang adalah masalah kejujuran. Orang seringkali di cap tidak jujur hanya karena sekali kebohongan yang mungkin baru sekali ia buat selama hidupnya. Ini namanya menggeneralisir. Padahal yang perlu adalah, sebelum menilai orang itu tidak jujur.. sepantasnya kita melihat diri sendiri. Apakah kita juga sudah dapat jujur terhadap diri sendiri dan orang lain??? Kalo belum maka lebih baik kita ingat kata-kata Yesus saat menyelamatkan wanita berzinah “barangsiapa yang tidak berdosa, lemparlah batu ini untuk pertama kali”.... Jika ada seseorang yang benar2 selalu jujur dalam hidupnya, maka pantaslah dia untuk menilai orang yang tidak jujur.
Oia, perlu diketahui bahwa perlu dibedakan antara nilai dan prinsip. Nilai bersifat relatif sesuai dengan konteksnya. Sedangkan Prinsip sifatnya tetap walau apapun yang terjadi. Keduanya bergerak bersamaan. Nilai selalu mengacu pada prinsip. Kejujuran letaknya dimana??? Prinsip atau nilai?? .... kalo anda menjawab prinsip, maka anda salah. Kejujuran adalah nilai. Kehidupan, cinta kasih itu adalah prinsip. Apa jadinya jika anda jujur tapi dari situ menyebabkan kehilangan seseorang yang anda kasihi??? Lagipula, kejujuran yang berlebihan akan mengakibatkan kenaifan, dan akan membawa banyak masalah ke depannya. Apapun nilainya, prinsip tetap menjadi acuan...
So?? Janganlah cepat-cepat menghakimi orang lain, seolah-olah kehidupannya sudah habis dan tanpa harapan.. Ingat blog gw sebelumnya?? BENCI PERBUATANNYA, (Tetap) CINTAI ORANGNYA... GBU. ^^
7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Manusia itu emang paling gampang menilai. Menilai apapun, khususnya menilai tentang kepribadian orang lain. Biasanya hal nilai-menilai ini kita gunakan kalo ketemu orang baru, kenalan baru atau malah orang lama yang belum begitu di kenal. Proses penilaian juga menjadi sebuah acuan nantinya untuk memperlakukan seseorang. Kan gak mungkin kita bersikap kasar sama orang yang memang sifatnya halus, ato sebaliknya.
Tapi terkadang pula, penilaian ini bisa menipu. Kenapa? Yaah, karena tak jarang manusia itu memakai topeng-topeng dalam hidupnya. Bisa jadi topeng-topeng itu menghasilkan banyak kepribadian dalam satu orang yang sama. Di kantor berbeda dengan di rumah.. Di depan suami ato istri berbeda dengan di depan teman-teman karib, dan sebagainya. Akibatnya orang seringkali menilai seseorang, lalu salah dalam memperlakukannya.
Sebenernya ayat di atas itu ayat asal pilih waktu gw berdoa. Tiba-tiba gw jadi inget pengalaman gw sendiri. Kita diminta untuk jangan sekali-kali menghakimi orang. Dan yang menjadi dasar adalah pertanyaan Yesus sendiri, “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?”. Hal yang paling sensitif dan paling menyakitkan orang adalah masalah kejujuran. Orang seringkali di cap tidak jujur hanya karena sekali kebohongan yang mungkin baru sekali ia buat selama hidupnya. Ini namanya menggeneralisir. Padahal yang perlu adalah, sebelum menilai orang itu tidak jujur.. sepantasnya kita melihat diri sendiri. Apakah kita juga sudah dapat jujur terhadap diri sendiri dan orang lain??? Kalo belum maka lebih baik kita ingat kata-kata Yesus saat menyelamatkan wanita berzinah “barangsiapa yang tidak berdosa, lemparlah batu ini untuk pertama kali”.... Jika ada seseorang yang benar2 selalu jujur dalam hidupnya, maka pantaslah dia untuk menilai orang yang tidak jujur.
Oia, perlu diketahui bahwa perlu dibedakan antara nilai dan prinsip. Nilai bersifat relatif sesuai dengan konteksnya. Sedangkan Prinsip sifatnya tetap walau apapun yang terjadi. Keduanya bergerak bersamaan. Nilai selalu mengacu pada prinsip. Kejujuran letaknya dimana??? Prinsip atau nilai?? .... kalo anda menjawab prinsip, maka anda salah. Kejujuran adalah nilai. Kehidupan, cinta kasih itu adalah prinsip. Apa jadinya jika anda jujur tapi dari situ menyebabkan kehilangan seseorang yang anda kasihi??? Lagipula, kejujuran yang berlebihan akan mengakibatkan kenaifan, dan akan membawa banyak masalah ke depannya. Apapun nilainya, prinsip tetap menjadi acuan...
So?? Janganlah cepat-cepat menghakimi orang lain, seolah-olah kehidupannya sudah habis dan tanpa harapan.. Ingat blog gw sebelumnya?? BENCI PERBUATANNYA, (Tetap) CINTAI ORANGNYA... GBU. ^^
21 September 2009
Tidur sekamar bareng Uskup... hihihi ^^
Haaah... malam kemarin gw gak tidur di kamar.. knapa?? Karena gw diminta untuk melakukan misi khusus. Sebenernya gw males banget, tapi skali-skalilah bantuin orang. Einstein kan pernah ngomong, “only a life lived for others is worth living”. Akhirnya gw bilang Iya!!... gw diminta buat ke RS Panti Rapih, nemenin Mgr. Karto yang sedang terbaring di RS. Malem itu gw brangkat jam 9 malem, abis nonton Opera Van Java tentunya hhehehe... Begitu mau nyalain motor, jiaaah... gw engkol kaga nyala2!!! Siaal.. dengan usaha berkali-kali juga kaga nyalaaa... asemm.. malah berhasil bikin gw keringetan, belom juga pergi hehehehe. Tadinya gw mo naek sepeda, tapi aaaahh.. males. Ya udah gw pinjem aja motor salah satu temen gw. Hhehehe.. Sampe di RS, langsung naek ke lantai 6, tempat VVIP. Ya iyalah, Monseignur gitu, uskup!! Sampe di kamar, beliau udah tidur. Gw gak berniat bangunin, tapi karena bunyi sendal gw yang berisik, akhirnya dia bangun juga ehehehe.
“kamu ini siapa?”
“aldo, romo....”
“trus yang kemaren itu siapa?”
“Yuyun, romo”
Langsung beliau tergeletak tidur lagi. Gw juga langsung siap2 tergeletak tewas di sebuah sofa panjang yang terletak di samping kanan bed mgr. Udah gitu lampu tidur kamarnya dinyalain, dan letaknya persis kurang lebih 1 meter di atas kepala gw. Mgr mah enak nutupin matanya pake anduk kecil. Laah, gw?? Hehehe, terpaksa merem terang.. ^^.
Jam 12, gw terbangun karena denger suara bel. Ternyata Mgr yang mencet buat manggil perawat. Gw sebenernya ngantuk bangeet, jadi pengen lanjut tidur. Eeehh, begitu denger suara perawatnya, entah kenapa ko gw kaya ada di surga... waaaaahh, suaranya halus banget (dengan sedikit medok2 jawa hehehe)... waduuh, akhirnya gw bangun jg, pengen liat tampangnya. Dan bener, perawatnya juga lucu hihihihihi. Gw cuma diem aja, dan lupa nanya namanya. Saking terpananya kali ya hehehe.. Di situ Mgr mau buang air kecil, tapi karena sulit bangun yaaaa, pake pispot. Pispotnya dipasangin ama suster lucu itu.... MAUUU!!!! Hahahaha ^^. Maka berlangsunglah proses Mgr pipis di pispot. ................ gak keluar2 hahahahaha. Trus susternya keluar ruangan dulu. Gak berapa lama, Mgr mencet bel lagi.. teeeett.. Susternya dateng dengan mesam-mesam sambil bilang, “wah romo, ternyata malu ya? Saya harus keluar dulu baru bisa pipis...” Jiakakakakaka, dalam ati gw ketawa. Lucu juga hahahahaha.. Kalo gw mah, gak perlu susternya keluar, bahkan bisa bikin susternya gak mau keluar ruangan,,,.. jaiahaahahaha norak mampuss!!! Abis itu gw bantuin Mgr untuk minum. Dan... tidur lagi...
Jam 2 pagi.. sial!! Gw terbangun lagi karena dengar suara bel. Wah, pasti Mgr yang mencet nih. Nah, demi sigapnya gw langsung aja keluar, belagak nyari suster. Passss bangaaaad!!! Gw ketemu ama suster lucu itu tadi. Langsung gw kasi kode yang artinya “ter, ter, masuk dooong” hahahaha... Akhirnya gw masuk duluan, dia nyusul di belakang. Pas masuk, gw ngeliat Mgr tidur dengan pulasnya. Lah kok begini?? Bukannya tadi beliau ya yang mencet bel??? Suster lucu itu langsung ngeliat ke gw dan kasi bahasa isyarat menunjukkan bahwa Mgr itu lg tidur pulas (tangan di pipi). Lah, terus bel tadi dari sapa.... hahahahaha. MALUUUUU!!! Ternyata dari kamar lain... hahahahahaha!!!.. asli gw tengsin abis. Ya udah, gpp. Gw bilang aja terima kasih. Dan skali lagi gw lupa nanya namanya.. asemm.... hihihihi.
Jam 5. Bangun.. dan gw memutuskan untuk balik lagi ke seminari. Gw pamit ama Mgr, dan dia ngucapin terimakasih... Pagi2.... dingin bangeett...
Dari pengalaman ini gw menemukan beberapa hal....
1. Dengan berkata iya, ternyata banyak hal gak terduga bisa kita dapatkan. Entah pengalaman yang seru seperti pengalaman gw ini, atu sebaliknya. Hmm.... jadi inget film YES MAN... Apa jadinya ya kalo temen gw minta tolong trus gw bilang “aduh ngga deh, orang lain aja”. Bisa jadi gw hanya melalui malam seperti biasanya. Tidur di kamar ditemani the beatles yang nynyi ampe pagi..
2. Ternyata gw masih sulit buat mulai percakapan ama orang baru... Laaah, ada suster lucu gitu buat dijadiin temen baru, nanya nama aja lupa mulu. Hahahahaha ^^
“kamu ini siapa?”
“aldo, romo....”
“trus yang kemaren itu siapa?”
“Yuyun, romo”
Langsung beliau tergeletak tidur lagi. Gw juga langsung siap2 tergeletak tewas di sebuah sofa panjang yang terletak di samping kanan bed mgr. Udah gitu lampu tidur kamarnya dinyalain, dan letaknya persis kurang lebih 1 meter di atas kepala gw. Mgr mah enak nutupin matanya pake anduk kecil. Laah, gw?? Hehehe, terpaksa merem terang.. ^^.
Jam 12, gw terbangun karena denger suara bel. Ternyata Mgr yang mencet buat manggil perawat. Gw sebenernya ngantuk bangeet, jadi pengen lanjut tidur. Eeehh, begitu denger suara perawatnya, entah kenapa ko gw kaya ada di surga... waaaaahh, suaranya halus banget (dengan sedikit medok2 jawa hehehe)... waduuh, akhirnya gw bangun jg, pengen liat tampangnya. Dan bener, perawatnya juga lucu hihihihihi. Gw cuma diem aja, dan lupa nanya namanya. Saking terpananya kali ya hehehe.. Di situ Mgr mau buang air kecil, tapi karena sulit bangun yaaaa, pake pispot. Pispotnya dipasangin ama suster lucu itu.... MAUUU!!!! Hahahaha ^^. Maka berlangsunglah proses Mgr pipis di pispot. ................ gak keluar2 hahahahaha. Trus susternya keluar ruangan dulu. Gak berapa lama, Mgr mencet bel lagi.. teeeett.. Susternya dateng dengan mesam-mesam sambil bilang, “wah romo, ternyata malu ya? Saya harus keluar dulu baru bisa pipis...” Jiakakakakaka, dalam ati gw ketawa. Lucu juga hahahahaha.. Kalo gw mah, gak perlu susternya keluar, bahkan bisa bikin susternya gak mau keluar ruangan,,,.. jaiahaahahaha norak mampuss!!! Abis itu gw bantuin Mgr untuk minum. Dan... tidur lagi...
Jam 2 pagi.. sial!! Gw terbangun lagi karena dengar suara bel. Wah, pasti Mgr yang mencet nih. Nah, demi sigapnya gw langsung aja keluar, belagak nyari suster. Passss bangaaaad!!! Gw ketemu ama suster lucu itu tadi. Langsung gw kasi kode yang artinya “ter, ter, masuk dooong” hahahaha... Akhirnya gw masuk duluan, dia nyusul di belakang. Pas masuk, gw ngeliat Mgr tidur dengan pulasnya. Lah kok begini?? Bukannya tadi beliau ya yang mencet bel??? Suster lucu itu langsung ngeliat ke gw dan kasi bahasa isyarat menunjukkan bahwa Mgr itu lg tidur pulas (tangan di pipi). Lah, terus bel tadi dari sapa.... hahahahaha. MALUUUUU!!! Ternyata dari kamar lain... hahahahahaha!!!.. asli gw tengsin abis. Ya udah, gpp. Gw bilang aja terima kasih. Dan skali lagi gw lupa nanya namanya.. asemm.... hihihihi.
Jam 5. Bangun.. dan gw memutuskan untuk balik lagi ke seminari. Gw pamit ama Mgr, dan dia ngucapin terimakasih... Pagi2.... dingin bangeett...
Dari pengalaman ini gw menemukan beberapa hal....
1. Dengan berkata iya, ternyata banyak hal gak terduga bisa kita dapatkan. Entah pengalaman yang seru seperti pengalaman gw ini, atu sebaliknya. Hmm.... jadi inget film YES MAN... Apa jadinya ya kalo temen gw minta tolong trus gw bilang “aduh ngga deh, orang lain aja”. Bisa jadi gw hanya melalui malam seperti biasanya. Tidur di kamar ditemani the beatles yang nynyi ampe pagi..
2. Ternyata gw masih sulit buat mulai percakapan ama orang baru... Laaah, ada suster lucu gitu buat dijadiin temen baru, nanya nama aja lupa mulu. Hahahahaha ^^
20 September 2009
Lebaran 2009... The Art of Doing Nothing...
The art of doing nothing, ya ini judul liburan lebaran gw kali ini. Kampus sebenernya libur dari tgl 19-26 Sept. Tapi Seminari tinggi dari tanggal 19-23 September 2009.. yaah, Cuma 5 hari. Untuk para frater yang rumahnya dket dari jogja lama liburan bisa digunakan semaksimalnya hehehe. Tapi gw, frater perantauan!! Nanggung mampuuss pus pus!! Trus mengingat mahalnya tiket transport ke jakarta PP, dengan moda apapun maka gw milih untuk stay di jogja. Menghabiskan waktu liburan gw di seminari tinggi. Hehehehe. Temen2 frater gw dari jakarta yang lain pun pada ilang2an. 3 orang udah di jakarta sejak hari sabtu pagi, karena salah satu dari mereka ayahnya dipanggil Tuhan. 2 orang pergi ke Purworejo, trus jalan2 ntah kemana. Satu orang lagi diajak oleh salah seorang romo untuk mengunjungi rumahnya. Sebenernya ada banyak temen2 yang nawarin ngajak untuk maen ke rumahnya, atau ikut acara mereka. Tapi entah kenapa yang keluar dari mulut gw selalu “aduh sori, gw lagi pengen di sini aja”. Padahal menurut pengalaman gw, ada hal-hal baru yang pasti gw dapet kalo gw ikut mereka. Tapi kali ini dipending dulu yaaa...
Seminari jadi sepi karena penghuninya pada ilang-ilangan. Lalu bukan berarti gw jadi kesepian. Justru!!! Gw sangat2 menikmati nih saat2 seperti ini. Untuk sementara gak ada orang yang teriak2. Meskipun peran teriak2 itu digantikan sementara oleh 1 anjing bodoh di seminari ini... (bikin gw bangun jam 1 pagi gara-gara nantangin ribut anjing tetangga, tapi ga berani nyamperin, payaaah!!!). Kedua, soal makanan. Ya... ada peningkatan kualitas makanan. Pada hari biasa makanannya itu sederhana, tapi cukup enak. Nasi, tempe/tahu, ama sayur. Tapi ketika hari minggu kemarin, WOOWW!!! Saat sarapan bertemu dengan daging!! Hahahaha, suatu mukjizat yang jarang terjadi. Siang, ada jus jambu!! Plus buah pepaya. Hihihihihi.. Ketiga, sarana balas dendam. Di kampus, yang letaknya seblah seminari, disediakan ruangan komputer dengan koneksi internet. Tapi sayang, kecepatan internet 100 Mbps tidak dibarengi dengan kecepatan PC-nya. Lagipula PC hanya ada 6 unit untuk ratusan mahasiswa yang kuliah di sana. Naaah, ini kan libur... jadi kampus kosong. Kebetulan kunci ruangan itu dipegang ama temen gw yang juga memilih untuk stay di seminari slama liburan ini... hiyaaaa!!! Hajar bleeeh!!. Langsung gw ambil laptop gw, dan colok pake koneksi LAN-nya... dan semena-menalah gw.. Dari donlot, chat, upload, dan segala hal yang berhubungan dengan internet. Hahahaha... Terakhir, penyaluran hobi. Setelah pada hari biasa berkutat dengan buku-buku, sekarang saatnya untuk penyaluran hobi. Saat libur acara harian seminari jadi agak longgar. Yang wajib sih Perayaan Ekaristi sama makan, sisanya atur sendiri. Maka, gw bisa sepedaan sepuasnya, nyuci sepuasnya (gak ngantri lagi) dan... gw bisa bikin aransemen lagu dengan tenang... haaah, what a holiday...
Begitulah, the art of doing nothing yang sangat menyenangkan... hehehehe ^^
Seminari jadi sepi karena penghuninya pada ilang-ilangan. Lalu bukan berarti gw jadi kesepian. Justru!!! Gw sangat2 menikmati nih saat2 seperti ini. Untuk sementara gak ada orang yang teriak2. Meskipun peran teriak2 itu digantikan sementara oleh 1 anjing bodoh di seminari ini... (bikin gw bangun jam 1 pagi gara-gara nantangin ribut anjing tetangga, tapi ga berani nyamperin, payaaah!!!). Kedua, soal makanan. Ya... ada peningkatan kualitas makanan. Pada hari biasa makanannya itu sederhana, tapi cukup enak. Nasi, tempe/tahu, ama sayur. Tapi ketika hari minggu kemarin, WOOWW!!! Saat sarapan bertemu dengan daging!! Hahahaha, suatu mukjizat yang jarang terjadi. Siang, ada jus jambu!! Plus buah pepaya. Hihihihihi.. Ketiga, sarana balas dendam. Di kampus, yang letaknya seblah seminari, disediakan ruangan komputer dengan koneksi internet. Tapi sayang, kecepatan internet 100 Mbps tidak dibarengi dengan kecepatan PC-nya. Lagipula PC hanya ada 6 unit untuk ratusan mahasiswa yang kuliah di sana. Naaah, ini kan libur... jadi kampus kosong. Kebetulan kunci ruangan itu dipegang ama temen gw yang juga memilih untuk stay di seminari slama liburan ini... hiyaaaa!!! Hajar bleeeh!!. Langsung gw ambil laptop gw, dan colok pake koneksi LAN-nya... dan semena-menalah gw.. Dari donlot, chat, upload, dan segala hal yang berhubungan dengan internet. Hahahaha... Terakhir, penyaluran hobi. Setelah pada hari biasa berkutat dengan buku-buku, sekarang saatnya untuk penyaluran hobi. Saat libur acara harian seminari jadi agak longgar. Yang wajib sih Perayaan Ekaristi sama makan, sisanya atur sendiri. Maka, gw bisa sepedaan sepuasnya, nyuci sepuasnya (gak ngantri lagi) dan... gw bisa bikin aransemen lagu dengan tenang... haaah, what a holiday...
Begitulah, the art of doing nothing yang sangat menyenangkan... hehehehe ^^
18 September 2009
Benci perbuatannya, (tetap) cintailah orangnya.
Pernahkah ada seorang yang elo percaya, dan ia mengkhianati elo dengan menyebarkan segala curhatan lo ke orang lain? Atau orang lain jahatin elo sampe2 elo membencinya setengah mati? Gw pernah... entah sebagai yang mbenci maupun yang dibenci. Hehehehe
Tapi sore ini, gw blajar satu lagi tentang salah satu nilai Kristiani. Iya... sejahat dan seburuk apapun seseorang, bencilah hanya kepada perbuatannya, bukan orangnya. Kalo gw inget-inget lagi, sebenernya Yesus pun udah memberikan banyak contoh soal nilai ini.. lupa? Ya udah, gw bantu ingetin deh. Misalnya aja Yesus bergaul dengan orang-orang (yang dianggap berdosa). Coba lihat di kitab suci, dan ingat2 berapa banyak kisah mengenai Yesus mengampuni orang berdosa yang berbuat jahat dan meresahkan masyarakat waktu itu. Pemungut cukai, wanita berdosa, sampai Yudas Iskariot.. Para pemungut cukai dan wanita pezinah, kita pun tau dosa apa yang ada pada mereka? Tetapi apa yang Yesus perbuat? Ia mengajak mereka untuk bertobat dan tidak berbuat dosa lagi, dan akhirnya tetap menerima mereka selayaknya seorang manusia. Yesus mengutuk dosanya, tetapi tetap mengasihinya orangnya.Lalu Yudas? Iya yudas, yang mengkhianati Yesus itu!!! Sejak awal Yesus sudah tau siapa yang mengkhianati dia... Dan sekali lagi, Yesus mengecam pengkhianatannya, bukan orangnya. Atau, contoh perumpamaan yang paling pas adalah kisah tentang anak hilang yang kembali... Coba ingat, apa yang dilakukan sang bapa setelah anaknya menghambur2kan hartanya di luar lalu tanpa malu kembali ke rumah? Apakah ia marah? Ngamuk? Gak mengakui anaknya lagi?? Tidak... justru sebaliknya, sang bapa malah bersyukur anaknya pulang, dan memestakan anaknya tanpa mengingat kesalahan yang telah diperbuat oleh anaknya itu....
Trus gimana dengan kita? Kadang2 reaksi spontan kita yang muncul kalo ada seorang yang ngeselin, biasanya pasti langsung jengkel, marah atau benci setngah mampus. Dan seringkali yang kita jengkeli atau marahi bukan perbuatannya, tetapi malah orangnya yang kita musuhi... Atau yang lebih parah kita malah merencanakan balas dendam. Yaaah, kalo gitu lingkaran benci-membenci ini gak akan selesai.. Trus siapa yang bisa menghentikan lingkaran itu?? Kalo bukan kita sapa lagi??? Lagipula siapa sih yang gak pernah berbuat salah???? Maka, sekarang coba deeh dibalik. Kita kutuk perbuatannya, tapi tetap mengasihi orangnya. Jika ada orang berbuat salah kepada kita, yaaa kasi taulah baik2... kalo kita punya hak untuk menasihatinya, dengan hukuman atau wejangan, berilah secukupnya. Sesudah itu perlakukan dia kembali sesuai asalinya dengan penuh kasih... Argumen ini pulalah yang menjadi landasan mengapa kita harus menolak hukuman mati.... siapapun dan apapun agamanya.
Tapi sore ini, gw blajar satu lagi tentang salah satu nilai Kristiani. Iya... sejahat dan seburuk apapun seseorang, bencilah hanya kepada perbuatannya, bukan orangnya. Kalo gw inget-inget lagi, sebenernya Yesus pun udah memberikan banyak contoh soal nilai ini.. lupa? Ya udah, gw bantu ingetin deh. Misalnya aja Yesus bergaul dengan orang-orang (yang dianggap berdosa). Coba lihat di kitab suci, dan ingat2 berapa banyak kisah mengenai Yesus mengampuni orang berdosa yang berbuat jahat dan meresahkan masyarakat waktu itu. Pemungut cukai, wanita berdosa, sampai Yudas Iskariot.. Para pemungut cukai dan wanita pezinah, kita pun tau dosa apa yang ada pada mereka? Tetapi apa yang Yesus perbuat? Ia mengajak mereka untuk bertobat dan tidak berbuat dosa lagi, dan akhirnya tetap menerima mereka selayaknya seorang manusia. Yesus mengutuk dosanya, tetapi tetap mengasihinya orangnya.Lalu Yudas? Iya yudas, yang mengkhianati Yesus itu!!! Sejak awal Yesus sudah tau siapa yang mengkhianati dia... Dan sekali lagi, Yesus mengecam pengkhianatannya, bukan orangnya. Atau, contoh perumpamaan yang paling pas adalah kisah tentang anak hilang yang kembali... Coba ingat, apa yang dilakukan sang bapa setelah anaknya menghambur2kan hartanya di luar lalu tanpa malu kembali ke rumah? Apakah ia marah? Ngamuk? Gak mengakui anaknya lagi?? Tidak... justru sebaliknya, sang bapa malah bersyukur anaknya pulang, dan memestakan anaknya tanpa mengingat kesalahan yang telah diperbuat oleh anaknya itu....
Trus gimana dengan kita? Kadang2 reaksi spontan kita yang muncul kalo ada seorang yang ngeselin, biasanya pasti langsung jengkel, marah atau benci setngah mampus. Dan seringkali yang kita jengkeli atau marahi bukan perbuatannya, tetapi malah orangnya yang kita musuhi... Atau yang lebih parah kita malah merencanakan balas dendam. Yaaah, kalo gitu lingkaran benci-membenci ini gak akan selesai.. Trus siapa yang bisa menghentikan lingkaran itu?? Kalo bukan kita sapa lagi??? Lagipula siapa sih yang gak pernah berbuat salah???? Maka, sekarang coba deeh dibalik. Kita kutuk perbuatannya, tapi tetap mengasihi orangnya. Jika ada orang berbuat salah kepada kita, yaaa kasi taulah baik2... kalo kita punya hak untuk menasihatinya, dengan hukuman atau wejangan, berilah secukupnya. Sesudah itu perlakukan dia kembali sesuai asalinya dengan penuh kasih... Argumen ini pulalah yang menjadi landasan mengapa kita harus menolak hukuman mati.... siapapun dan apapun agamanya.
10 September 2009
Ngamen - kebodohan membawa rahmat
Rabu, 9 September 2009
Malam ini juga menjadi pengalaman yang baru buat gw. Knapa? Gw ngamen ama beberapa anak KMK-KAJ. Iya, akhirnya jadi juga tu ngamen. Sebenernya rencana jalan jam setngah 4 sore, tapi jadi mundur jam setngah 6. Ya udah akhirnya gw bawa gitar gw, trus ngajak Sony. Abis itu ngumpul di deket UGM. Latian-latian lagu dulu sebentar. Yang siap untuk dimainkan adalah, Your Call – Fall for You (secondhand serenade), trus I’m Yours (Jason Mraz). Nah tapi selama perjalanan muncul lagu2 baru yang bisa dimainin. Macam: Pilihanku – Maliq, Ceria – Jrocks, trus sama Laskar Pelangi – Nidji. Hahahahaha. Seru-seru. Yang bener2 parah emang muka temboknya itu. Udah gitu, gw pake bajunya rapi bet kaya mo rapat. Pake kemeja, ama celana jeans... hehehehe... Akhirnya setelah keliling2 selama 1 jam.. dapet duit 30rb. Jiaahahahahah, lumayanlah, buat nambah2.
Kamis, 10 September 2009
Pagi ini ada satu mata kuliah yang dosennya bisa membuat gw ketawa ngakak. Ketika gw sedang asik-asiknya mencatat dan menandai kalimat2 penting di diktat dengan stabilo, tau2 dosen ini nyertain pengalaman lucunya. Lalu dia ngomong, “suatu kali saya mau ke semarang mengunjungi rumah teman saya. Dari rumah saya mengendarai motor untuk naik kereta dari stasiun tugu jogja. Motor saya inapkan di sana. Begitu naik kereta, kok saya merasa kaki saya dingin sekali, tapi cuma yang sebelah kirinya. OOOhh... tak kira karena usia, memang saya sudah tua.. Tapi pas saya liat ke bawah, waaaah!! Ko sendalnya beda???!! Waaaaah pantes aja kakinya kok dingin”.... Spontan gw ketawa ngakak.. Gimana ngga? Maaan!!! Dia kan naek motor, knapa gak sadar sejak itu?? Malah udah di kreta, mo brangkat lagi. Trus dia lanjutin…“Begitu sampai di semarang, eeeh, ternyata dibelikan sepatu baru.. Sebuah Kebodohan yang membawa rahmat... hehehehe”. Hmm… Kebodohan membawa rahmat… seperti Sengsara membawa nikmat gitu yaaa??? hahahaha
Malam ini juga menjadi pengalaman yang baru buat gw. Knapa? Gw ngamen ama beberapa anak KMK-KAJ. Iya, akhirnya jadi juga tu ngamen. Sebenernya rencana jalan jam setngah 4 sore, tapi jadi mundur jam setngah 6. Ya udah akhirnya gw bawa gitar gw, trus ngajak Sony. Abis itu ngumpul di deket UGM. Latian-latian lagu dulu sebentar. Yang siap untuk dimainkan adalah, Your Call – Fall for You (secondhand serenade), trus I’m Yours (Jason Mraz). Nah tapi selama perjalanan muncul lagu2 baru yang bisa dimainin. Macam: Pilihanku – Maliq, Ceria – Jrocks, trus sama Laskar Pelangi – Nidji. Hahahahaha. Seru-seru. Yang bener2 parah emang muka temboknya itu. Udah gitu, gw pake bajunya rapi bet kaya mo rapat. Pake kemeja, ama celana jeans... hehehehe... Akhirnya setelah keliling2 selama 1 jam.. dapet duit 30rb. Jiaahahahahah, lumayanlah, buat nambah2.
Kamis, 10 September 2009
Pagi ini ada satu mata kuliah yang dosennya bisa membuat gw ketawa ngakak. Ketika gw sedang asik-asiknya mencatat dan menandai kalimat2 penting di diktat dengan stabilo, tau2 dosen ini nyertain pengalaman lucunya. Lalu dia ngomong, “suatu kali saya mau ke semarang mengunjungi rumah teman saya. Dari rumah saya mengendarai motor untuk naik kereta dari stasiun tugu jogja. Motor saya inapkan di sana. Begitu naik kereta, kok saya merasa kaki saya dingin sekali, tapi cuma yang sebelah kirinya. OOOhh... tak kira karena usia, memang saya sudah tua.. Tapi pas saya liat ke bawah, waaaah!! Ko sendalnya beda???!! Waaaaah pantes aja kakinya kok dingin”.... Spontan gw ketawa ngakak.. Gimana ngga? Maaan!!! Dia kan naek motor, knapa gak sadar sejak itu?? Malah udah di kreta, mo brangkat lagi. Trus dia lanjutin…“Begitu sampai di semarang, eeeh, ternyata dibelikan sepatu baru.. Sebuah Kebodohan yang membawa rahmat... hehehehe”. Hmm… Kebodohan membawa rahmat… seperti Sengsara membawa nikmat gitu yaaa??? hahahaha
02 September 2009
Jalan Panggilan, sebuah monopoli?
Yohanes Maria Vianney, masa kecil
Yohanes Babtis Maria Vianney dilahirkan pada tanggal 8 Mei 1786 di Dardilly, sebuah dusun dekat Lyons, Perancis. Rumah keluarga Vianney telah dikenal orang dari generasi ke generasi sebagai rumah orang miskin, sebagai wisma pada pengemis yang berkelana. Orangtua Yohanes Maria adalah Matius dan Maria Beluze. Matius adalah orang yang saleh dan amat jujur meski pada saat itu korupsi merajalela di Perancis. Maria menonjol dalam keutamaan-keutamaan, kelemah-lembutan dan kasih sayang yang memancar dari lubuk hatinya yang terdalam, sungguh pantas menjadi ibu seorang kudus. Usianya baru delapan belas bulan ketika Yohanes Maria telah belajar mengatupkan kedua tangan mungilnya dalam doa dan mengucapkan nama Yesus dan Maria.
Menarik jika disimak melalui kisah kecil St. Yohanes Maria Vianney. Bisa disimpulkan bahwa panggilan menjadi seorang calon imam juga ditentukan oleh situasi lingkungan keluarganya saat seseorang dibesarkan. Yohanes Maria Vianney, terpanggil menjadi imam karena mungkin suasana keluarganya mengondisikan seperti itu. Keluarganya sederhana, saleh. Dan secara gak langsung hidup santo ini di masa kecilnya terpelihara dengan baik.
Timbul pertanyaan kritis dari diri gw. Bagaimana dengan mereka yang sedari kecil hidup di dalam keluarga yang tidak harmonis, dan segalanya berkebalikan dengan suasana keluarga santo? Apakah rahmat panggilan imam/biarawan-biarawati juga ada bagi mereka, yang berasal dari keluarga berkelebihan dan/atau tidak harmonis? Pengalaman gw berbicara, kalaupun ada, biasanya mereka tidak akan bertahan lama di dalam jalur panggilan menjadi imam. Contoh kasus? Salah seorang sahabat terdekat gw terpaksa harus menahan keinginannya untuk menjadi imam, lantaran para staf seminari melihat ada problem dalam keluarganya... kalo gw pikir2, kok gak adil yaah?? Kan bukan salah mereka untuk lahir di dalam suasana keluarga seperti itu? Mereka kan tidak bisa memilih untuk lahir di kluarga yang broken dan kurang harmonis. Kalo bisa, malah mereka pengennya lahir di keluarga yang harmonis, cukup dan sejahtera.... Apakah rahmat panggilan dan jalan terus untuk menjadi imam juga tersedia bagi mereka???
Jawaban yang paling memadai (tapi sering bikin gak puas) adalah kata-kata Yesus sendiri, banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Iya, banyak yang dipanggil, banyak juga yang berkata ia. Tetapi pada akhirnya mereka semua harus diseleksi dan dipilih siapa yang layak bekerja di kebun anggur Tuhan. Siapa yang layak menurut siapa? Yesus sendiri. Apa kriterianya? Gak tau juga. Jalan-Ku bukanlah jalanmu... Gerejalah yang menjadi lengan Kristus, lewat para gembalanya yang berhak menentukan bagaimana jalan-Ku itu... Mari kita berdoa saja kepada Dia yang berhak memilih, supaya makin banyak yang menjadi pekerja di kebun anggur-Nya.
Yohanes Babtis Maria Vianney dilahirkan pada tanggal 8 Mei 1786 di Dardilly, sebuah dusun dekat Lyons, Perancis. Rumah keluarga Vianney telah dikenal orang dari generasi ke generasi sebagai rumah orang miskin, sebagai wisma pada pengemis yang berkelana. Orangtua Yohanes Maria adalah Matius dan Maria Beluze. Matius adalah orang yang saleh dan amat jujur meski pada saat itu korupsi merajalela di Perancis. Maria menonjol dalam keutamaan-keutamaan, kelemah-lembutan dan kasih sayang yang memancar dari lubuk hatinya yang terdalam, sungguh pantas menjadi ibu seorang kudus. Usianya baru delapan belas bulan ketika Yohanes Maria telah belajar mengatupkan kedua tangan mungilnya dalam doa dan mengucapkan nama Yesus dan Maria.
Menarik jika disimak melalui kisah kecil St. Yohanes Maria Vianney. Bisa disimpulkan bahwa panggilan menjadi seorang calon imam juga ditentukan oleh situasi lingkungan keluarganya saat seseorang dibesarkan. Yohanes Maria Vianney, terpanggil menjadi imam karena mungkin suasana keluarganya mengondisikan seperti itu. Keluarganya sederhana, saleh. Dan secara gak langsung hidup santo ini di masa kecilnya terpelihara dengan baik.
Timbul pertanyaan kritis dari diri gw. Bagaimana dengan mereka yang sedari kecil hidup di dalam keluarga yang tidak harmonis, dan segalanya berkebalikan dengan suasana keluarga santo? Apakah rahmat panggilan imam/biarawan-biarawati juga ada bagi mereka, yang berasal dari keluarga berkelebihan dan/atau tidak harmonis? Pengalaman gw berbicara, kalaupun ada, biasanya mereka tidak akan bertahan lama di dalam jalur panggilan menjadi imam. Contoh kasus? Salah seorang sahabat terdekat gw terpaksa harus menahan keinginannya untuk menjadi imam, lantaran para staf seminari melihat ada problem dalam keluarganya... kalo gw pikir2, kok gak adil yaah?? Kan bukan salah mereka untuk lahir di dalam suasana keluarga seperti itu? Mereka kan tidak bisa memilih untuk lahir di kluarga yang broken dan kurang harmonis. Kalo bisa, malah mereka pengennya lahir di keluarga yang harmonis, cukup dan sejahtera.... Apakah rahmat panggilan dan jalan terus untuk menjadi imam juga tersedia bagi mereka???
Jawaban yang paling memadai (tapi sering bikin gak puas) adalah kata-kata Yesus sendiri, banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Iya, banyak yang dipanggil, banyak juga yang berkata ia. Tetapi pada akhirnya mereka semua harus diseleksi dan dipilih siapa yang layak bekerja di kebun anggur Tuhan. Siapa yang layak menurut siapa? Yesus sendiri. Apa kriterianya? Gak tau juga. Jalan-Ku bukanlah jalanmu... Gerejalah yang menjadi lengan Kristus, lewat para gembalanya yang berhak menentukan bagaimana jalan-Ku itu... Mari kita berdoa saja kepada Dia yang berhak memilih, supaya makin banyak yang menjadi pekerja di kebun anggur-Nya.
Langganan:
Postingan (Atom)